komentar dari pengantar penerbit buku "Suicide Squad - The Story Of A Hooligan Firm"
Burnley FC fans adalah terkenal yang paling setia dari yang lain: klub mereka mengklaim dukungan terbesar di negeri ini jika dibandingkan ukuran kota mereka. seperti komitmen akan kengerian yang juga terinspirasi secara mengerikan, serta kadang2 loyalitas yang salah arah.
dari perang teras di tahun 1970an muncul sebuah geng yang dikenal sebagai Suicide Squad, dan Andrew 'Pot' Porter adalah salah satu dari para pemimpinnya. dibesarkan di bawah bayang-bayang stadion Turf Moor dalam komunitas utara "back-to-back terraces", dia mulai menonton pertandingan sepakbola sebagai 'anak umur sepuluh tahun yang mengunyah apel', dan tak lama kemudian menjadi sesuatu yang lumrah di Long Side yang terkenal, di mana dia melihat eksploitasi dari legenda teras yang tak kenal takut seperti Norman Jones dan 'Crazy' Bungalow Bill.
roller coaster sejarah Burnley; dari divisi satu yang lama ke divisi empat serta ancaman sepak bola non - liga, dimana hal ini berarti Suicide Squad bentrok dengan hampir setiap rival di negeri ini, dari klub minoritas seperti Bury dan Wimbledon sampai raksasa seperti Spurs, Celtic, Birmingham dan Manchester City, dan Andrew 'Pot' Potter selalu berada di tengah-tengahnya. petinju amatir yang sukses, yang juga seorang pendukung reguler dari tim nasional Inggris, di mana ia menyaksikan beberapa insiden yang paling terkenal dari sejarah modern.
dari perjalanan parau di sebuah van dengan tas penuh dengan kaleng bir, hingga tertidur mabuk di luar stasiun kereta api, sampai berkelahi dengan bonehead jerman gila. Suicide Squad adalah keberanian, realitas, dan gambaran nyata dari sisi liar sepak bola Inggris.
Suicide Squad adalah FIRM hooligan sepakbola yang terhubung dengan tim sepakbola Liga Premier Inggris, Burnley FC. nama ini berasal dari perilaku (dahulu kala) saat pertandingan tandang, dimana setiap keterlibatan tunggal dalam kekerasan pada perkelahian/kekacauan yang luar biasa, bisa digambarkan sebagai tindakan bunuh diri (suicide). nama ini menjadi semakin identik dengan grup ini pada awal '80an, dimana para anggota aslinya saat ini sudah berusia 40 tahunan, dan cukup terkenal dikalangan polisi, serta diyakini memiliki keterkaitan erat dengan serangkaian kejadian kekerasan.
diluar peperangan teras stadion sepakbola (terraces wars) di tahun '70an, terbentuklah sebuah geng yang bernama Suicide Squad, di periode dimana kita juga bisa melihat Burnley FC terlempar dari divisi satu ke divisi empat, hingga ke ancaman pertandingan sepakbola non - liga. hal ini berarti menjadi diperhitungkan, terdisiplinkan, terorganisir, serta cukup untuk menghantarkan kengerian pada kelompok lawan dan setiap geng rival di seantero negeri, dan dikenal menjadi sebagai salah satu yang paling ganas dan paling berbahaya di Inggris raya.
meskipun sebagian bubar, namun grup yang lebih baru dan lebih mengancam mulai muncul. grup ini jauh lebih muda, dan menamakan diri mereka sendiri sebagai Burnley Youth. mereka masih berhubungan dengan kelompok hooligan yang lebih tua yang dikenal sebagai Suicide Squad, tapi menolak untuk mematuhi aturan permainan (rules of the game). kelompok ini sangat 'keras' dan tidak begitu terpengaruh oleh taktik kepolisian. polisi kemudian mulai menerima laporan intelejen dari anggota Suicide Squad yang mulai benar2 khawatir jika saudara muda mereka benar2 "lepas kendali" dan melakukan perjalanan laga tandang dengan membawa senjata. tingkat kekerasan dan kondisi disekitar kejadian ini benar2 mempengaruhi kekhawatiran ini.
pada bulan November 2002, polisi Burnley dan Burnley FC bersama2 mencanangkan 'Operation Fixture', sebuah operasi yang ditujukan untuk menanggulangi hooliganisme sepakbola di sekitar stadion klub, dimana hal ini berarti bahwa stadion Turf Moor dengan lebih banyak larangan, lebih banyak penangkapan dan lebih banyak hukuman. operasi ini juga bertujuan untuk menanggulangi rasisme, contohnya salah seorang fans Burnley yang ditangkap gara2 memberikan salam nazi selama pertandingan Worthington Cup melawan Tottenham Hotspur FC.
pada 7 Desember 2002, seorang pendukung Nottingham Forest FC berusia 17 tahun tewas ketika pendukung Burnley menyerang pendukung Nottingham Forest di Burnley Town Center. 2 hari kemudian pendukung Burnley berusia 19 tahun, Andrew McNee, anggota group yang disebut 'Suicide Youth Squad' ditahan dan dituduh melakukan pembunuhan. pada bulan Juli 2003, McNee didakwa hukuman tujuh tahun di penjara remaja setelah ia mengaku bersalah atas pembunuhan. dia juga dilarang datang pada pertandingan sepakbola (banned) selama sepuluh tahun. dalam persidangan, hakim berkomentar bagaimana serangan tersebut bisa terjadi "samasekali tanpa sebab, selain korban mendukung tim sepakbola yang berbeda dan memiliki keberanian untuk mendatangi tim tuan rumah (terdakwa), dimana bagi sebagian orang hal tersebut justru harus dihindari"; seraya menambahkan bahwa hooliganisme sepakbola adalah "momok dalam olahraga", ia juga mengatakan bahwa pengadilan menegaskan bahwa siapa pun yang terlibat dalam kekerasan akan menghadapi dakwaan berat.
Burnley FC fans adalah terkenal yang paling setia dari yang lain: klub mereka mengklaim dukungan terbesar di negeri ini jika dibandingkan ukuran kota mereka. seperti komitmen akan kengerian yang juga terinspirasi secara mengerikan, serta kadang2 loyalitas yang salah arah.
dari perang teras di tahun 1970an muncul sebuah geng yang dikenal sebagai Suicide Squad, dan Andrew 'Pot' Porter adalah salah satu dari para pemimpinnya. dibesarkan di bawah bayang-bayang stadion Turf Moor dalam komunitas utara "back-to-back terraces", dia mulai menonton pertandingan sepakbola sebagai 'anak umur sepuluh tahun yang mengunyah apel', dan tak lama kemudian menjadi sesuatu yang lumrah di Long Side yang terkenal, di mana dia melihat eksploitasi dari legenda teras yang tak kenal takut seperti Norman Jones dan 'Crazy' Bungalow Bill.
roller coaster sejarah Burnley; dari divisi satu yang lama ke divisi empat serta ancaman sepak bola non - liga, dimana hal ini berarti Suicide Squad bentrok dengan hampir setiap rival di negeri ini, dari klub minoritas seperti Bury dan Wimbledon sampai raksasa seperti Spurs, Celtic, Birmingham dan Manchester City, dan Andrew 'Pot' Potter selalu berada di tengah-tengahnya. petinju amatir yang sukses, yang juga seorang pendukung reguler dari tim nasional Inggris, di mana ia menyaksikan beberapa insiden yang paling terkenal dari sejarah modern.
dari perjalanan parau di sebuah van dengan tas penuh dengan kaleng bir, hingga tertidur mabuk di luar stasiun kereta api, sampai berkelahi dengan bonehead jerman gila. Suicide Squad adalah keberanian, realitas, dan gambaran nyata dari sisi liar sepak bola Inggris.
Suicide Squad adalah FIRM hooligan sepakbola yang terhubung dengan tim sepakbola Liga Premier Inggris, Burnley FC. nama ini berasal dari perilaku (dahulu kala) saat pertandingan tandang, dimana setiap keterlibatan tunggal dalam kekerasan pada perkelahian/kekacauan yang luar biasa, bisa digambarkan sebagai tindakan bunuh diri (suicide). nama ini menjadi semakin identik dengan grup ini pada awal '80an, dimana para anggota aslinya saat ini sudah berusia 40 tahunan, dan cukup terkenal dikalangan polisi, serta diyakini memiliki keterkaitan erat dengan serangkaian kejadian kekerasan.
diluar peperangan teras stadion sepakbola (terraces wars) di tahun '70an, terbentuklah sebuah geng yang bernama Suicide Squad, di periode dimana kita juga bisa melihat Burnley FC terlempar dari divisi satu ke divisi empat, hingga ke ancaman pertandingan sepakbola non - liga. hal ini berarti menjadi diperhitungkan, terdisiplinkan, terorganisir, serta cukup untuk menghantarkan kengerian pada kelompok lawan dan setiap geng rival di seantero negeri, dan dikenal menjadi sebagai salah satu yang paling ganas dan paling berbahaya di Inggris raya.
meskipun sebagian bubar, namun grup yang lebih baru dan lebih mengancam mulai muncul. grup ini jauh lebih muda, dan menamakan diri mereka sendiri sebagai Burnley Youth. mereka masih berhubungan dengan kelompok hooligan yang lebih tua yang dikenal sebagai Suicide Squad, tapi menolak untuk mematuhi aturan permainan (rules of the game). kelompok ini sangat 'keras' dan tidak begitu terpengaruh oleh taktik kepolisian. polisi kemudian mulai menerima laporan intelejen dari anggota Suicide Squad yang mulai benar2 khawatir jika saudara muda mereka benar2 "lepas kendali" dan melakukan perjalanan laga tandang dengan membawa senjata. tingkat kekerasan dan kondisi disekitar kejadian ini benar2 mempengaruhi kekhawatiran ini.
pada bulan November 2002, polisi Burnley dan Burnley FC bersama2 mencanangkan 'Operation Fixture', sebuah operasi yang ditujukan untuk menanggulangi hooliganisme sepakbola di sekitar stadion klub, dimana hal ini berarti bahwa stadion Turf Moor dengan lebih banyak larangan, lebih banyak penangkapan dan lebih banyak hukuman. operasi ini juga bertujuan untuk menanggulangi rasisme, contohnya salah seorang fans Burnley yang ditangkap gara2 memberikan salam nazi selama pertandingan Worthington Cup melawan Tottenham Hotspur FC.
pada 7 Desember 2002, seorang pendukung Nottingham Forest FC berusia 17 tahun tewas ketika pendukung Burnley menyerang pendukung Nottingham Forest di Burnley Town Center. 2 hari kemudian pendukung Burnley berusia 19 tahun, Andrew McNee, anggota group yang disebut 'Suicide Youth Squad' ditahan dan dituduh melakukan pembunuhan. pada bulan Juli 2003, McNee didakwa hukuman tujuh tahun di penjara remaja setelah ia mengaku bersalah atas pembunuhan. dia juga dilarang datang pada pertandingan sepakbola (banned) selama sepuluh tahun. dalam persidangan, hakim berkomentar bagaimana serangan tersebut bisa terjadi "samasekali tanpa sebab, selain korban mendukung tim sepakbola yang berbeda dan memiliki keberanian untuk mendatangi tim tuan rumah (terdakwa), dimana bagi sebagian orang hal tersebut justru harus dihindari"; seraya menambahkan bahwa hooliganisme sepakbola adalah "momok dalam olahraga", ia juga mengatakan bahwa pengadilan menegaskan bahwa siapa pun yang terlibat dalam kekerasan akan menghadapi dakwaan berat.
McNee dibebaskan dari penjara pada 2006. beberapa minggu kemudian dia didenda 200 pounds setelah mengaku bersalah karena melanggar larangan sepuluh tahun datang ke pertandingan sepakbola. dimana pada 22 Juli 2006 polisi menangkapnya diluar stadion Turf Moor, saat Burnley bertanding melawan Bolton Wanderers FC; pertandingan kandang pertama Burnley sejak McNee dibebaskan dari penjara.
pada Juli 2007, salah satu dari pendiri Suicide Squad, Andrew Porter, yang menulis buku tentang firm tersebut berada di akhir tiga tahun larangannya untuk menghadiri pertandingan dalam, maupun luar negeri (dalam mendukung timnas Inggris). namun, polisi Burnley menerapkan perintah larangan terbaru bersamaan dengan dimulainya musim baru, yang ini berarti hanya seminggu lagi sebelum Operation Fixture berakhir, sejak diperkenalkan pada 2002.
pada Mei 2009, pendiri Suicide Squad lainnya, Philip Holmes, dilarang datang ke pertandingan sepakbola (banned) diseluruh Inggris dan Wales. larangan ini seiring dengan arus insiden kejadian sejak larangan sebelumnya berakhir pada Februari 2007, termasuk menjadi tokoh kunci pada pertandingan saat melawan Stoke City, & Sheffield United di musim 2008/2009.
Suicide Squad juga muncul di serial dokumenter televisi The Real Football Factory, yang pertama kali disiarkan Bravo Television Channel.
pada Juli 2007, salah satu dari pendiri Suicide Squad, Andrew Porter, yang menulis buku tentang firm tersebut berada di akhir tiga tahun larangannya untuk menghadiri pertandingan dalam, maupun luar negeri (dalam mendukung timnas Inggris). namun, polisi Burnley menerapkan perintah larangan terbaru bersamaan dengan dimulainya musim baru, yang ini berarti hanya seminggu lagi sebelum Operation Fixture berakhir, sejak diperkenalkan pada 2002.
pada Mei 2009, pendiri Suicide Squad lainnya, Philip Holmes, dilarang datang ke pertandingan sepakbola (banned) diseluruh Inggris dan Wales. larangan ini seiring dengan arus insiden kejadian sejak larangan sebelumnya berakhir pada Februari 2007, termasuk menjadi tokoh kunci pada pertandingan saat melawan Stoke City, & Sheffield United di musim 2008/2009.
Suicide Squad juga muncul di serial dokumenter televisi The Real Football Factory, yang pertama kali disiarkan Bravo Television Channel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar