Kamis, 03 November 2011

Statement Mad Lion Firm: Tentang Konflik Kepengurusan Yayasan Arema

konflik antar pengurus Yayasan Arema mulai mencuat saat Arema baru melakoni lima pertandingan pada Liga Super Indonesia musim kompetisi 2010/2011. kala itu, M. Nur yang menjabat sebagai Ketua Yayasan Arema dianggap lalai dalam melaksanakan tugasnya. sehingga pada 14 Juni 2011, ia diberhentikan dari jabatannya oleh Ketua Pengawas Yayasan Arema, Bambang Winarno. kondisi ini berlanjut dengan diangkatnya Rendra Kresna sebagai ketua Dewan Pembina, dari yang sebelumnya menjabat Bendahara Yayasan Arema. & kemudian berlanjut terus hingga akhirnya, seperti sama2 kita ketahui muncul dua kubu dalam satu kepenguruan Yayasan Arema. yaitu M. Nur, Siti Nurjanah, Lucky A. Zainal di satu sisi, serta kubu Rendra Kresna, Edy Rumpoko, Iwan Kurniawan di lain sisi. masih diperparah pula dengan ancaman polarisasi kubu di tingkatan supporter.
apabila dicermati, konflik ini sebenarnya paralel dengan krisis yang tengah terjadi di persepakbolaan nasional. dimana sebelumnya pada Kongres PSSI di Solo (09/07/2011), Nurdin Halid cs tergusur dari tampuk kekuasaan oleh Kelompok 78. kelompok yang dikenal kontra terhadap Nurdin, serta pendukung berat Arifin Panigoro & George Toisutta; penggagas utama Liga Premier Indonesia (LPI). liga yang sempat dianggap ilegal oleh FIFA.
Kongres ini memutuskan Djohar Arifin Husein sebagai Ketua, & Farid Rahman sebagai Wakil Ketua PSSI. yang ini berarti bahwa Kelompok 78 menjadi elit baru PSSI. sehingga tidak salah apabila indikasi politik kekuasaan, serta kepentingan pemilik modal begitu menguat dalam fenomena ini. siapa yang tidak tau perseteruan pemilik modal dibelakang ini, antara Bakrie Group lawan Arifin Panigoro.
belum lagi ancaman pecahnya Badan Liga Sepakbola Indonesia, menjadi Liga Prima Indonesia, & Liga Super Indonesia. dimana kondisi ini membawa kita setback ke era perserikatan, & galatama dahulu. jauh sebelum sistem satu kompetisi liga profesional utama seperti sekarang ini digulirkan pertama kali pada 1994 silam. sebuah kondisi yang kontra produktif untuk perkembangan sepakbola tanah air.

yang perlu digaris bawahi adalah kepentingan Arema, Aremania, semua supporter Arema, & kera2 Ngalam. yang tentu hanya satu kepentingan: yaitu Arema bertanding dalam suatu kompetisi liga utama. apapun & bagaimanapun caranya. kembali meraih gelar juara, & mempersembahkannya sebagai kebanggaan untuk kera2 Ngalam. jauh diatas motif kepentingan politik kekuasaan, ataupun pemilik modal yang menjadi bayang2 konflik tersebut.


Mad Lion Firm Berada Di Tengah Ini Semua
kami, Mad Lion Firm menegaskan diri berposisi di tengah ini semua, berusaha untuk tidak terseret dalam ancaman polarisasi di tingkatan supporter; yang memang tidak seharusnya terjadi. serta berusaha untuk tetap obyektif dalam menyikapi setiap situasi, & kondisi yang terjadi. kami berdiri bersama Aremania, & seluruh supporter Arema yang dengan bangga mendukung Arema. karena sekali lagi, kami adalah 'pagar terluar', yang siap mengawal Arema & Aremania dalam situasi & kondisi apapun.
pada prinsipnya pengurus, manajemen, pelatih, & pemain itu silih berganti, datang dan pergi. sementara kami akan tetap, & selalu disini, berdiri untuk klub ini, bahkan ketika mereka2 itu belum disini.
inilah yang disebut sebagai konsekuensi dari 'Modern Football'. dimana, urusan2 luar lapangan sepakbola, seperti politik kekuasaan, kepentingan modal, dll, dll, ikut mengintervensi, memaksa masuk. sehingga yang kemudian sepakbola adalah olahraga antar dua puluh dua orang pemain, dalam lapangan rumput diameter 120x90meter, ditandingkan dalam waktu 2x45 menit, serta didukung para supporter fanatiknya; menjadi makin kabur maknanya.
maka, tidak heran jika kelompok2 supporter maju seperti Ultras di Itali dengan bangga mengusung banner2, & spanduk bertuliskan: "AGAINST MODERN FOOTBALL" sebagai agenda 'politik' mereka. karena 'Modern Football' itu jelas2 merusak kemurnian sepakbola.
sekarang, tinggal kita tunggu kiprah, & sepak terjang elit Pengurus Yayasan Arema yang baru; untuk membawa Arema bertarung mengarungi kompetisi liga utama musim depan. apapun nama, bentuk, & caranya. terpenting lagi adalah kembali membawa gelar Juara Liga Indonesia ke kandang singa; Malang City. sekali lagi, dengan komitmen jauh diatas motif2 sesaat yang mungkin melatar belakanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar